Friday, July 18, 2025
header ads 728x90
HomeBeritaBantenDemo Heboh di Pandeglang! Petani Cibaliung Bongkar Praktik Intimidasi dan Kriminalisasi Perhutani

Demo Heboh di Pandeglang! Petani Cibaliung Bongkar Praktik Intimidasi dan Kriminalisasi Perhutani

- Advertisement -

PANDEGLANG, INST-Media.id — Aksi massa ratusan petani menghebohkan pusat pemerintahan Kabupaten Pandeglang, Kamis (8/5/2025). Ratusan warga dari Kecamatan Cibaliung tumpah ruah di depan Kantor DPRD dan Bupati Pandeglang. Mereka membawa satu tuntutan utama: hentikan arogansi dan kriminalisasi petani oleh Perhutani!

Baca juga:  Demo Mahasiswa di Serang Ricuh! Petasan Meledak, Massa Kocar-kacir Dikejar Polisi

Menurut warga, konflik lahan ini telah berlangsung sejak 1980-an. Tanah yang selama ini digarap secara turun-temurun oleh petani tiba-tiba diklaim sebagai milik Perhutani. Ironisnya, warga justru dipaksa menanam pohon jati dan mahoni di atas tanah mereka sendiri.

Demo Petani
Ratusan warga Cibaliung saat berunjuk rasa di depan Kantor DPRD dan Bupati Pandeglang, Kamis (8/5/2025). (Istimewa)

Tak hanya soal klaim sepihak. Warga juga membeberkan sejarah panjang intimidasi dan kekerasan. “Tahun 2001, 49 petani kami ditangkap, dipukuli, dilempar ke atas truk, dibawa paksa ke Pandeglang. Itu perlakuan tak manusiawi,” ujar Revi Rizali, Koordinator Aksi.

Setelah pandemi, derita warga makin dalam. Sekitar 80 rumah digusur dan dibakar. Lalu tahun 2024, tiga warga kembali ditangkap hanya karena menebang pohon jati untuk membangun rumah pribadi.

Baca juga:  Ribuan Nakes Pandeglang Demo Desak Bupati Angkat Mereka Jadi P3K Penuh Waktu!

“Aksi ini kami gelar karena lahan garapan turun-temurun petani Cibaliung tiba-tiba diklaim Perhutani. Bahkan tahun 2001, 49 petani ditangkap secara tidak manusiawi. Pasca pandemi, 80 rumah digusur, dan 3 petani kembali ditangkap tahun 2024 hanya karena nebang pohon jati,”t egas Revi.

- Advertisement -space iklan 300x250

Warga meminta DPRD dan pemerintah daerah turun tangan menyelesaikan konflik ini. Mereka juga mendesak pemerintah pusat tidak tinggal diam. Jika tidak ada respon serius, warga mengancam akan kembali turun dalam jumlah lebih besar.

“Kami minta DPRD dan Pemda segera turun tangan!,” kata Revi. *(RED)

- Advertisement -header ads 728x90
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular