CILEGON, INST-Media.id – Para pengrajin batu bata di Cilegon menciptakan inovasi luar biasa dengan mengubah asap pembakaran batu bata, yang sebelumnya menjadi polusi, menjadi pestisida organik ampuh yang membantu para petani.
Para pengrajin batu bata di Lingkungan Sambirangon, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Banten, berhasil mengolah asap pembakaran batu bata yang dulunya menjadi sumber polusi udara, menjadi pestisida organik. Selama bertahun-tahun, proses pembakaran batu bata di daerah ini menimbulkan asap tebal yang mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. Namun, dengan bantuan teknologi tobong kondensasi dari PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, asap ini kini diubah menjadi cairan yang bermanfaat bagi para petani.
Teknologi tobong kondensasi ini menampung asap hasil pembakaran dan mengubahnya menjadi cairan yang kaya dengan senyawa lignin dan selulosa, yang berfungsi sebagai pestisida alami. Pestisida ini dapat digunakan untuk membasmi berbagai jenis hama tanaman, seperti ulat Plutella pada kembang kol dan kutu daun pada cabai.
Menurut Marsyam, seorang pengrajin batu bata di wilayah tersebut, dulunya mereka tidak menyadari dampak negatif asap yang dihasilkan dari pembakaran. “Dulu, kami hanya membuang asap begitu saja tanpa memikirkan akibatnya. Sekarang, dengan teknologi ini, asap menjadi lebih bermanfaat dan membantu para petani,” ungkapnya belum lama ini.
Ardiansyah, Humas PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih di Cilegon, yang dikenal sebagai kota industri. “Kami melihat banyak pengrajin bata yang masih menggunakan metode pembakaran konvensional, dan ini sangat berpotensi mencemari udara. Melalui tobong kondensasi ini, asap bisa diolah menjadi pestisida, sehingga masyarakat tidak lagi terkena dampak polusi,” kata Ardiansyah.
Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi polusi udara, tetapi juga memberikan solusi pertanian yang ramah lingkungan. PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya berharap teknologi tobong kondensasi ini bisa diterapkan lebih luas di seluruh pengrajin batu bata di Cilegon, sehingga asap pembakaran tidak lagi menjadi polusi, tetapi sumber manfaat. *(RED)
Follow Berita iNST-Media di Google News