CILEGON, iNSTMedia.id – Salah satu caleg gagal di Kota Cilegon Banten berbuat tega dengan memutus aliran air bersih ke warga Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten.
Dimana caleg gagal di Kota Cilegon Banten ini kecewa kepada warga Suralaya, sehingga caleg yang usahanya berjualan air bersih ini memutus aliran air tersebut ke warga.
Gara-gara hal ini, warga Suralaya yang tinggal di perbukitan ini terpaksa harus turun bukit sejauh 2 km untuk mencari air bersih.
Langkah kontroversial salah satu caleg gagal ini tengah menjadi buah bibir masyarakat setempat.
Sebab aksi yang ia lakukan telah membuat masyarakat di perbukitan Kelurahan Suralaya Kecamatan Pulomerak Kota Cilegon kesulitan mendapatkan air bersih.
Padalah, masyakat tidak mendapatkan air bersih itu secara gratis, mereka membeli air bersih tersebut dari sang caleg gagal.
“Kami bayar Rp5 ribu per hari untuk mendapatkan air bersih itu,” kata Saibah, salah satu warga Suralaya.
Menurut Saibah, caleg tersebut selama ini menyalurkan air bersih dari sumber mata air di sekitar Suralaya menggunakan pipa paralon.
Dimana di sumber mata air tersebut terdapat mesin sedot untuk mendorong air bersih itu ke rumah-rumah warga di area perbukitan.
“Jadi air bersihnya disalurkan melalui pipa paralon,” ujarnya.
Namun setelah perhitungan suara di tingkat Kota Cilegon, tiba-tiba caleg tersebut menghentikan penyaluran air ke wilayah permukiman warga di perbukitan.
Usut punya usut, caleg tersebut kesal karena jumlah suaranya di wilayah Suralaya tidak terlalu besar.
Ia pun akhirnya memutuskan tidak lagi menyalurkan air bersih ke permukiman warga.
“Setelah suara caleg tersebut kurang mendukung, aliran air justru diputus,” jelas Saibah.
Sementara itu, Jumani, warga Suralaya, berharap agar pihak industri mau menyediakan fasilitas air bersih untuk warga Suralaya di area perbukitan.
Hal tersebut menurut Jumani cukup pantas karena mereka berada di ring 1 PLTU Suralaya.
“Kami berharap agar PLTU Suralaya mau bantu kami menyediakan fasilitas air bersih,” harapnya.
Menurut Jumani, saat ini warga di perbukitan Suralaya sangat kesulitan air bersih, baik itu di musim kemarau mau pun musim penghujan.
Ini karena daerah perbukitan di Suralaya didominasi batu dan cadas, sehingga tanah di perbukitan tersebut tidak mampu menyerap air.
“Musim hujan saja kami tetap kekeringan, karena airnya tidak terserap. Jadi tidak ada stok air bersih, gali sumur pun percuma,” keluhnya.
Ia juga kesal dengan aksi caleg gagal tersebut, sebab gara-gara sang caleg, mereka harus turun bukit sejauh 5 km untuk mencari air bersih.
“Kami jalan kaki turun bukit untuk mencari air ke sumber-sumber mata air,” terangnya.(Quy/red)
Follow Berita iNST-Media di Google News