
CILEGON, INST-Media.id – Ratusan guru honorer madrasah di Kota Cilegon mendatangi gedung DPRD pada Senin (10/2/2025). Mereka menuntut pencairan honor yang tertunda selama tiga bulan, dari Oktober hingga Desember 2024.
Para guru yang kecewa menuntut kepastian dari pemerintah, karena hingga kini gaji mereka belum dibayarkan. Bahkan, demi memperjuangkan hak mereka, banyak guru rela meninggalkan kelas dan tidak mengajar pada hari itu.
Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon, Fauzi Desviandy, yang menemui para guru, memastikan bahwa pencairan honor akan segera dilakukan. Namun, ia mengakui bahwa saat ini pihaknya masih menunggu rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Kami paham kesulitan para guru, dan kami pastikan hak mereka segera dibayarkan setelah ada keputusan dari BPK,” ujar Fauzi kepada wartawan.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Cilegon, Rahmatullah, menjelaskan bahwa anggaran Rp8 miliar sudah disiapkan untuk membayar honor guru madrasah. Namun, ia belum bisa memastikan kapan dana tersebut akan cair.

“Dana sudah ada, tapi masih ada prosedur administrasi yang harus diselesaikan,” katanya.
Keterlambatan pembayaran honor ini disebut-sebut akibat defisit anggaran yang dialami Pemkot Cilegon. Akibatnya, sekitar 5.189 guru madrasah yang bergantung pada dana hibah dari pemerintah kini mengalami kesulitan ekonomi.
Para guru berharap janji pemerintah segera ditepati. Jika tidak, mereka mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar hingga hak mereka benar-benar diberikan. *(RED)
