PANDEGLANG, INST-Media.id – Setiap tanggal 10 Mei, dunia memperingati Hari Lupus Sedunia untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit autoimun kronis yang dijuluki “penyakit seribu wajah”. Kenapa? Karena gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap orang dan sering tidak terdeteksi sejak dini.
Lupus adalah penyakit di mana sistem imun justru menyerang jaringan dan organ sehat dalam tubuh. Akibatnya, penderita bisa mengalami kelelahan ekstrem, nyeri sendi, demam tanpa sebab, hingga ruam berbentuk kupu-kupu di wajah. Penyakit ini bisa menyerang berbagai organ penting seperti ginjal, paru-paru, jantung, hingga otak.
Menurut data global, sekitar 90% penderita lupus adalah perempuan, terutama berusia 15 hingga 44 tahun. Oleh karena itu, kampanye Hari Lupus Sedunia fokus pada edukasi, dukungan psikologis, dan peningkatan layanan kesehatan bagi para penyintas lupus.
Hari Lupus Sedunia pertama kali dicetuskan pada tahun 2004 oleh Lupus Canada dan kini diikuti oleh organisasi lupus dari 13 negara. Tujuannya adalah untuk menyuarakan kepedulian dan mendorong penelitian medis serta akses pengobatan yang adil.
Warna ungu menjadi simbol utama peringatan ini. Pita ungu kerap digunakan dalam berbagai kegiatan kampanye sebagai tanda dukungan terhadap para penyintas lupus.

Makna Hari Lupus Sedunia:
- Mengajak masyarakat peduli dan mengenali gejala lupus lebih dini
- Menghapus stigma negatif terhadap penderita
- Mendorong akses pengobatan yang merata dan terjangkau
- Menguatkan dukungan sosial dan psikologis bagi penyintas
Mari tingkatkan kesadaran dan sebarkan informasi. Karena semakin cepat terdeteksi, lupus bisa lebih terkendali dan penderita tetap bisa menjalani hidup dengan baik. *(RED)
