PANDEGLANG, INST-Media.id – Insiden mengerikan terjadi di acara Larung Sesaji yang digelar di perairan Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, Minggu (20/10/2024). Puluhan kapal nelayan yang berdesakan saling bertabrakan di tengah laut, membuat suasana menjadi kacau dan penuh ketegangan. Beberapa warga yang mencoba mendekati perahu yang membawa kepala kerbau dan sesaji lainnya tampak terlempar ke laut, memicu kepanikan di antara para peserta.
Video amatir yang beredar menunjukkan detik-detik dramatis saat kapal-kapal saling menghantam. Jeritan histeris terdengar dari para wanita yang menyaksikan orang-orang terjun ke laut, berusaha menyelamatkan diri di tengah gelombang yang ganas. “Semuanya berusaha mendekati sesaji, tapi tidak menyangka kapal-kapal itu akan bertabrakan dengan keras,” ujar Junaidi, seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian.
Acara Larung Sesaji ini merupakan tradisi dua tahunan yang diadakan sebagai bentuk syukur para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini memiliki akar budaya yang kuat di kalangan masyarakat Cirebon yang menetap di wilayah Banten, yang sejak lama melaksanakan ritual ini sebagai upaya menjaga kelestarian nilai-nilai budaya leluhur. Prosesi dimulai dengan arak-arakan replika perahu yang membawa sesaji, termasuk kepala kerbau, yang kemudian dilarungkan ke tengah laut sebagai simbol persembahan.
Namun, semangat syukur yang meliputi acara ini seketika berubah menjadi suasana yang mencekam. “Kami khawatir ada yang terluka, terutama ketika beberapa orang yang jatuh ke laut nyaris tertabrak kapal,” kata Saeful Bahri, salah satu panitia acara. Untungnya, meskipun kondisi sempat berbahaya, tidak ada laporan mengenai korban cedera yang serius dalam insiden tersebut.
Menurut Hajari, tokoh masyarakat setempat, acara Larung Sesaji ini merupakan kelanjutan dari tradisi lama yang disebut Nadran atau Nadzar. “Dulu, nelayan Cirebon pernah mengalami paceklik ikan yang cukup lama, hingga enam bulan. Sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan, mereka mengadakan nadzar dengan sesaji agar hasil tangkapan mereka melimpah kembali,” jelas Hajari.
“Kini, tradisi ini tetap kami jaga agar generasi muda tidak melupakan warisan budaya nenek moyang.”
Para panitia berharap agar acara Larung Sesaji di masa depan dapat berlangsung dengan lebih tertib dan aman. “Kami akan mengevaluasi dan memperketat pengawasan demi keselamatan bersama, sekaligus mempersiapkan event ini menjadi daya tarik wisata yang lebih besar,” ungkap Saeful, menambahkan bahwa upaya untuk menjadikan Larung Sesaji sebagai agenda budaya nasional terus dilakukan.
Meskipun suasana sempat mencekam, acara Larung Sesaji tahun ini tetap menjadi bagian penting dari upaya melestarikan tradisi dan budaya masyarakat nelayan di Banten. *(UJG/RED)
Follow Berita iNST-Media di Google News