Friday, July 18, 2025
header ads 728x90
HomeBeritaBantenAnak Pemulung di Lebak Derita Kelainan Usus! Bayi 6 Bulan Ini hanya...

Anak Pemulung di Lebak Derita Kelainan Usus! Bayi 6 Bulan Ini hanya Bisa Terbaring dengan Selang di Perut

- Advertisement -

LEBAK, INST-Media.id – Derita mendalam tengah dialami pasangan pemulung asal Kampung Cipadung, Desa Daroyon, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten. Bayi mereka yang baru berusia 6 bulan, Amirah, menderita kelainan usus serius sejak lahir. Kini, Amirah hanya bisa terbaring lemah di rumah, dengan selang di hidung dan usus yang keluar dari perut mungilnya.

Baca juga:  Cilegon Banjir Investasi, Tapi Lansia Ini Tinggal di Rumah Reyot dan Sakit Tanpa Bantuan

Kisah ini bermula saat Amirah mengalami demam tinggi dan muntah-muntah. “Awalnya muntah terus, panas tinggi, perutnya kembung, sampai kejang. Saya langsung bawa ke rumah sakit,” kata sang ibu, Misnah, Rabu (7/5/2025).

Setelah sempat dirawat di RSUD Adjidarmo, Amirah dirujuk ke RS Harapan Kita, Jakarta. Di sana, dokter menyarankan operasi, namun harus ditunda karena berat badannya tak kunjung stabil. “Sekarang buang air besarnya lewat perut, jadi pakai kantong kolostomi. Susu juga harus khusus dan masuknya lewat selang tiap tiga jam,” jelas Misnah.

Kesulitan tak berhenti di situ. Susu yang dibutuhkan tak hanya mahal, tapi juga sulit ditemukan di kampungnya. “Satu kaleng harganya lebih dari dua ratus ribu dan cuma cukup tiga hari. Harus pesan online karena di sini gak ada,” ungkapnya.

Untuk kontrol ke Jakarta, mereka harus menempuh perjalanan panjang dari Cileles ke RS Harapan Kita. “Naik motor ke stasiun, terus lanjut kereta dan busway. Pemerintah gak bantu sama sekali, pakai ambulans juga gak pernah karena takut malah kena biaya tambahan,” ujar Misnah.

- Advertisement -space iklan 300x250
Baca juga:  Pilu! Orangtua Pasien Menangis di Hadapan Bupati Pandeglang, Anaknya Sakit Kritis

Sementara sang suami hanya bekerja serabutan, mulai dari memulung hingga memuat besi. Penghasilan tak menentu membuat kebutuhan nutrisi dan pengobatan Amirah kian berat ditanggung.

Kantong kolostomi yang vital pun tak ditanggung BPJS. “Saya cuma ingin anak saya sehat, bisa dioperasi, dan gak menderita terus,” ucap Misnah sedih. *(RED)

- Advertisement -header ads 728x90
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular